Friday, May 27, 2016

Tetaplah Bekerja dengan Baik Meski Gajimu Kecil

Tetaplah Bekerja dengan Baik Meski Gajimu Kecil
Tetaplah Bekerja dengan Baik Meski Gajimu Kecil

Nggak jarang nih kita dengar cerita atau mengalami sendiri, orang yang bekerja siang-malam membanting tulang, lembur lewat waktu bahkan lewat hari kerja, tapi ternyata gaji segitu-gitu aja. Boro-boro nyampe UMR, bisa cukup sebulan aja udah bersyukur banget.

Tapi, Sob, stop complaining, nggak perlu banyak mengeluh lagi, karena mengeluh cuma bikin capek hati dan pikiran.

"Gue kerja semau gue aja lah, toh ternyata gaji nggak sebanding sama apa yang udah gue lakuin!"

Eits, pikiran kayak gitu juga nggak solutif loh, Sob. Gimana kalau ternyata yang kamu lakukan itu malah bikin perusahaan tempatmu bekerja kolaps dan akhirnya kamu kehilangan pekerjaan? Nggak mau itu terjadi kan?

Mengutip sebuah artikel, bagaimana karir kita, cara kita menghargai waktu, cara kita berusaha bekerja memberikan 15 ketika hanya diminta 10, cara kita menjadi anggota tim yang baik, cara kita menjadi orang yang bisa diandalkan, cara kita memberikan solusi dengan inisiatif sendiri, cara kita peduli pada hasil pekerjaan kita, nggak pernah tergantung pada atasan or bos atau perusahaan tempat kita bekerja.

Ketika kita bekerja, kita sedang membangun karir kita sendiri.

Nggak bermaksud bikin kamu jadi orang yang egosentris, Sob. Tapi, kalau kita bekerja dengan baik atau bahkan sangat baik, maka value alias nilai dalam diri kita akan bertambah.

Seharusnya, bos yang baik dan cerdas akan memperhatikan ini dan jadi mikir gimana cara ngasih reward yang baik ke kamu. Baik berupa promosi naik jabatan, gaji, fasilitas, de el el.

Tapi, kalau yang terjadi sebaliknya, bos kamu nggak bisa melihat kerja keras atau hasil kerjamu yang sudah exceed expectations bahkan outstanding, yang akan terjadi adalah?
Kamu keluar untuk mencari pekerjaan lain atau usaha sendiri, atau

ada bos lain yang lebih cerdas di luar sana yang melihat potensimu dan ingin kamu bekerja padanya. Who knows?

Kalau kamu memang benar-benar seorang pekerja yang baik, insya Allah pekerjaan nggak akan kemana kok, Sob. Perusahaan atau bos-bos di dunia ini bakal berebutan nge-hire kamu.

So, bekerjalah dengan sebaik-baiknya, sekeren-kerennya, nggak perlu terlalu diambil pusing soal gaji atau bos kamu. Karena usahamu itu insya Allah akan berakhir baik.

Jangan banyak mengeluh tentang gaji kalau ternyata kerja kita nggak terlalu oke, Sob. Maka, penting untuk bertanya ke rekan kerja atau membandingkan kualitas pekerjaan kamu dengan teman satu profesi, minta saran ke bos yang 'benar', atau ke sahabat dekat yang gampang ngomong blak-blakan. Supaya kita bisa mengeveluasi diri.

Allah swt berfirman, "(Dia) Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya (optimal). Dan, Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al Mulk (97): 2). Allah swt memerintahkan kita untuk bekerja dengan baik, bekerja dengan amanah, mengemban tugas dengan semaksimal mungkin.

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melaksanakan suatu pekerjaan, maka pekerjaaan tersebut dilakukannya dengan itqan." (HR Thabrani). Itqan artinya kesungguhan dan kemantapan dalam melaksanakan tugas. Jadi, kalau bekerja secara maksimal, nggak asal-asalan, bekerja sampai pekerjaan tersebut tuntas dan selesai dengan baik. Nggak cuma bekerja literally ngerjain job desk kita sehari-hari di kantor atau tempat usaha aja, Sob, tapi juga ketika beramal dan beribadah.

Bekerja dan beramal dengan baik harusnya menjadi ruh bagi seorang muslim, karena bekerja nggak cuma untuk bos aja, Sob, tapi bekerja juga bagian dari ibadah kepada Allah swt.

Kalau memang sampai saat ini kamu merasa belum mendapatkan gaji yang sesuai, cobalah bersabar, mungkin Allah swt sedang menguji supaya kita bisa selalu bersyukur dengan berapapun gaji yang kita dapatkan. Atau Allah swt Maha Tahu, bisa jadi kalau kita dikasih gaji yang selangit, eh, kita malah lalai dengan kewajiban ibadah kita pada Allah swt.

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105).

Keep semangat, Sob!

MENGENAL RUQAYYAH, PUTRI RASULULLAH

MENGENAL RUQAYYAH, PUTRI RASULULLAH
MENGENAL RUQAYYAH, PUTRI RASULULLAH

Di dalam Islam, keluarga Rasulullah ﷺ memiliki kedudukan yang istimewa. Umat ini menyebut keluarga mulia ini dengan ahlul bait. Anak dan istri Rasulullah ﷺ, keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga Abbas, merekalah ahlul bait itu. Beliau ﷺ berpesan,

buku panduan puasa ramadhan yufid store
وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي

“Dan terhadap ahli baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku.” (HR. Ahmad, No.18464).

Sebuah pesan yang dalam sehingga beliau merasa perlu mengulanginya tiga kali agar benar-benar diperhatikan.

Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu pernah berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu: “Sungguh aku lebih senang menyambung tali kekerabatan kepada keluarga Rasulullah ﷺ daripada keluargaku sendiri.” (HR. Bukhari, No. 3712).

Jika kita hendak mengamalkan pesan Nabi. Atau meneladani Abu Bakar. Salah satu langkah yang bisa kita tempuh adalah dengan mengenal anggota keluarga beliau ﷺ. Di antara anggota keluarga beliau adalah Ruqayyah binti Muhammad ﷺ.

Mengenal Ruqayyah, Putri Rasulullah

Ruqayyah adalah putri dari penghulu manusia dan utusan Allah ﷻ yang paling utama, Muhammad bin Abdullah ﷺ. Sedangkan ibunya adalah wanita terbaik, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid radhiallahu ‘anha.

Putri Nabi ini lahir saat Rasulullah berusia 33 tahun.

Rasulullah menikahkan putrinya ini dengan Utbah bin Abu Lahab. Pernikahan yang dilangsungkan saat usianya belum genap 10 tahun. Demikianlah kultur saat itu. Penikahan berlangsung di usia muda. Nabi juga menikahkan putri beliau yang lain, Ummu Kultsum, dengan Utaibah bin Abu Lahab. Pada saat turun surat al-Masad atau al-Lahab yang mencela kekufuran Abu Lahab.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” Hingga ayat terakhir…

Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil binti Harb, berkata kepada kedua putranya, “Ceraikanlah putri-putri Muhammad!”

Keduanya pun menceraikan putri beliau sebelum mencapurinya. Ini adalah kemuliaan dari Allah. Kemudian ia menikah dengan Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu.

Memeluk Islam dan Hijrah ke Habasyah

Ruqayyah memeluk Islam ketika ibunya, Khadijah binti Khuwailid beriman kepada suaminya. Kemudian Rasulullah ﷺ membaiat Ruqayyah dan saudari-saudarinya bersama wanita-wanita lain yang baiat kepada Nabi. Saat itu ia baru berusia 7 tahun.

Kunyahnya adalah Ummu Abdillah. Dan juga disebut Dzu Hijratain, karena turut serta dalam dua kali hijrah. Ke Habasyah dan ke Madinah.

Saat Utsman hendak hijrah ke Habasyah, Rasulullah berkata padanya, “Bawa sertalah Ruqayyah bersamamu.”

Rombongan ini terdiri dari 12 orang laki-laki dan 4 orang wanita. Mereka dipimpin oleh Utsman bin Affan dan istrinya Ruqayyah. Rasulullah ﷺ bersabda kepada Abu Bakar menyifati keduanya:

يا أبا بكر، إنهما لأول من هاجر بعد لوط وإبراهيم عليهما الصلاة والسلام

“Wahai Abu Bakar, keduanya adalah orang pertama yang berhijrah di jalan Allah setelah Luth dan Ibrahim ‘alaihimassalaam.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak 6849).

Pernikahan dengan Utsman

Kesabaran senantiasa berbuah indah, di dunia atau di akhirat. Allah ﷻ gantikan musibah karamnya biduk rumah tangga Ruqayyah di masa silam dengan ganti yang jauh lebih mulia. Ia berjodoh dengan laki-laki mulia dan shaleh. Dialah yang termasuk 8 orang pertama yang memeluk Islam. Seorang yang dikabarkan menjadi ahli surga saat masih menghela nafas di dunia. Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu.

Selain kedudukan mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya, Utsman bin Affan juga memiliki keutamaan lainnya. Ia adalah salah seorang pemuda Quraisy yang terkaya, tampan, mulia, dan dermawan. Sekarang, keutamaan itu kian bertambah. Ia dianugerahi wanita shalihah, Ruqayyah putri Rasulullah ﷺ. Dari pernikahan ini, keduanya dianugerahi seorang putra. Yang mereka namai Abdullah. Ruqayyah pun dikenal dengan Ummu Abdullah (al-Hakim dalam al-Mustadrak 6850).

Wafat

Saat kaum muslimin bersiap berangkat, mencegat kafilah dagang Quraisy di Badar, Utsman bin Affan radhiallahu mohon izin kepada Rasulullah ﷺ untuk tak turut serta. Ia ingin mendampingi istrinya yang tengah sakit. Rasulullah ﷺ mengizinkannya.

Ketika Zaid bin Haritsah masuk ke Madinah menyampaikan kabar gembira tentang kemengan di Badar, saat itu pula kabar duka mengaduk suasana. Putri Rasulullah ﷺ wafat di sisi suaminya, Utsman bin Affan. (Ibnu Hibban dalam ats-Tsiqat, 2/144).

Ruqayyah wafat pada usia 22 tahun. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Baqi’ al-Gharqad, Madinah.

Semoga Allah merahmati Ruqayyah, putri Rasulullah. Ia adalah wanita pahlawan dua hijrah. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada ayahnya dan seluruh keluarganya. Dan juga memberi rahmat kepada ibunya, Khadijah.

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

Monday, May 23, 2016

MENGENAL UMMU HANI’ BINTI ABI THALIB, SEORANG WANITA ISTIMEWA

MENGENAL UMMU HANI’ BINTI ABI THALIB, SEORANG WANITA ISTIMEWA

Membaca buku-buku hadits; Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Riyadhush Shalihin, beberapa kali terlintas nama Ummu Hani’ sebagai periwayat hadits Nabi ﷺ. Tentu hal ini memancing keingintahuan kita tentang sosoknya. Ditambah ia memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Nabi ﷺ. Ia adalah sepupu Nabi dan kakak perempuan dari dua orang laki-laki istimewa; Ali bin Abi Thalib dan Ja’far bin Abi Thalib. Tentu menambah gairah untuk semakin mengenalnya.

Mengenal Ummu Hani’

Namanya adalah Fakhitah binti Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Ibunya adalah Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf. Ada juga yang meriwayatkan nama Ummu Hani’ adalah Hindun. Tapi yang populer dan banyak periwayatannya adalah Fakhitah.

Nabi ﷺ sangat mencintai sepupu-sepupunya, anak dari pamannya Abu Thalib. Ketika orang tua dan kakek Nabi wafat, sang pamanlah yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. Nabi ﷺ membalas kasih sayang pamannya dengan memberi perhatian dan cinta kepada sepupu-sepupunya yang masih kecil.

Diriwayatkan, sebelum masa kerasulan, Rasulullah ﷺ pernah melamar Fakhitah. Namun Abu Thalib menolak tawaran itu. Dan menerima pinangan Hubayra bin Abi Wahb. Karena bani Makhzum, klan Hubayra, pernah menikahkan putri mereka dengan salah seorang dari kabilah Abu Thalib. Sehingga untuk menjaga hubungan baik, kabilah Abu Thalib membalas perlakuan itu. Nilai inilah yang berlaku dalam tradisi Arab kala itu.

Akhirnya Fakhitah menikah dengan Hubayra. Pasangan ini tinggal di Mekah dan dikaruniai empat orang anak. Yang tertua bernama Hani’. Karena itu Fakhitah dikenal dengan Ummu Hani’ (ibunya Hani’). Namun sayang, sang suami enggan memeluk Islam. Saat Fathu Mekah, ia lari keluar Mekah. Enggan memeluk Islam.

Kedudukan di Sisi Rasulullah

Ummu Hani’ pernah menemui Rasulullah ﷺ di hari penalukkan Kota Mekah. Ia menceritakan, “Aku pergi menemui Rasulullah pada tahun penaklukkan Kota Mekah. Saat itu beliau sedang mandi. Dan putrinya Fatimah menutupinya (dengan tabir). Kuucapkan salam. Beliau (di balik tabir) bertanya, ‘Siapa itu?’ ‘Aku, Ummu Hani’ binti Abi Thalib’, jawabku. ‘Marhaban Ummu Hani’, sambut beliau.

Usai mandi beliau menunaikan shalat 8 rakaat dengan berbalut satu pakaian. Setelah shalat, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saudaraku –Ali bin Abi Thalib-, ingin membunuh seseorang yang aku lindungi, Fulan bin Hubayra’. Rasulullah bersabda, ‘Sungguh kami melindungi orang yang engkau lindungi wahai Ummu Hani’’. ‘Jika demikian jelas masalahnya’, jawab Ummu Hani’. (HR. al-Bukhari juz: 5. Hal: 2280).

Ketika Ummul Mukminin Khadijah wafat, Rasulullah merasa begitu sedih. Dalam keadaan itu, beliau sering menemukan penghiburan di rumah Umm Hani’. Keluarganya mendukung dan menghiburnya saat beliau sedang berkabut duka.

Umm Hani’ adalah sosok penting dalam sejarah Islam. Dari rumahnya, di bawah atap yang menjadi langit keluarganya, sebuah kemukjizatan pernah terjadi. Kediamannya yang penuh berkah menjadi saksi peristiwa Isra Mi’raj. Nabi Muhammad ﷺ datang ke rumah Umm Hani’, melakukan shalat malam lalu tidur di sana. Malam itu, rumah Ummu Hani’ dikunjungi malaikat paling mulia, Jibril ‘alaihissalam, untuk menjemput Nabi Muhammad ﷺ. Dari sanalah peristiwa Isra Mi’raj bermula. Perjalanan satu malam menuju Jerusalem dan Sidratul Muntaha dimulai. Saat fajar tiba, Nabi pun  kembali ke tempat yang sama. Kemudian Nabi ﷺ mengabarkan Ummu Hani’ tetang perjalanannya. Ia pun mengimani sabdanya.

Hadits-Hadits Yang Diriwayatkan Ummu Hani’

Pertama: Dari Abdurrahmaan bin Abi Laila. Ia berkata, “Tidak ada seorang pun yang menceritakan kepadaku bahwa ia melihat Nabi ﷺ melakukan shalat Dhuha kecuali Ummu Haani’. Sungguh ia pernah mengatakan, “Sesungguhnya Nabi ﷺ pernah masuk ke rumahnya pada hari Fathu Mekah, lalu beliau mandi dan melakukan shalat delapan rakaat. Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada itu, namun beliau tetap menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” (HR. al-Bukhari no. 1176).

Kedua:

عَنْ أُمِّ هَانِئٍ قَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخِذِي غَنَمًا يَا أُمَّ هَانِئٍ فَإِنَّهَا تَرُوحُ بِخَيْرٍ وَتَغْدُو بِخَيْرٍ

Dari Ummu Hani’. Nabi ﷺ berpesan kepadanya, “Peliharalah kambing wahai Ummi Hani’, karena ia pergi dengan kebaikan dan kembali dengan kebaikan.” (HR. Ahmad No.25667).

Dan masih banyak hadits-hadits lain yang beliau riwayatkan.

Wafat

Tidak ada sumber yang dapat dijadikan rujukan tentang kapan wafatnya Ummu Hani’. Kabar yang disepakati tentang usianya adalah Ummu Hani’ hidup hingga lebih dari 50 H.

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

Sunday, May 8, 2016

Untungnya Nikah Muda

http://sbi-yosh.blogspot.co.id/


SBI_News.com.Sobat yosh, banyak yang masih ragu untuk menikah muda di bawah 25 tahun, nanti karir gimana? Uang belum cukup nih! Kalau ternyata belum siap mental gimana? Kalau nanti rumah tangganya kenapa-napa gimana?


Aaiiihh! Emangnya kalau kamu nikah di atas 30 tahun kelak udah jaminan semua pertanyaan di atas bakal terpenuhi? Nggak juga kan?

Justru menikah muda itu punya banyak keuntungan lho, baik buat laki-laki ataupun perempuan, ini dia beberapa di antaranya:

1. Mengajarkan tanggungjawab dan kedewasaan, gratis!

Coba... Sekolah dan kampus mana sih yang bisa ngajarin dan menjamin kita untuk jadi manusia bertanggungjawab dan dewasa secara sikap? Kagak ada!

Akan tetapi, pernikahan benar-benar bisa menjadi sarana pendewasaan diri Sob.

Contoh saja Kang Rendy Saputra, Direktur Keke Busana yang menikah di usia 20 tahunan, beliau memang kehilangan waktu huya-huya main game ala anak muda, tapi justru karirnya melesat naik setelah menikah dan punya anak.

Perempuan yang menikah muda juga cenderung lebih dewasa daripada perempuan sebayanya yang belum menikah. Baik dari pemikiran maupun sikap.

So, menikah itu mengajarkan kita untuk hidup tanggung jawab.

2. Punya kesempatan kedua

Jangan stres buat perempuan yang nikah muda dan langsung punya sederetan anak, ketika anak-anakmu beranjak remaja, akan merasakan kenikmatan luar biasa karena di saat itupun kamu masih muda!

Kamu bisa merasakan manisnya pengorbananmu di usia 30 tahunan. Anak sudah besar, suami sedang jaya-jayanya di usia produktif, kamu bisa memiliki kesempatan kedua untuk berkarya.

3. Ibadah lebih bernilai tinggi

Bukannya mengecilkan ibadah para jomblo, tapi orang yang sudah menikah ibadahnya lebih tinggi nilainya loh. Soalnya, ujian setelah pernikahan itu lebih besar, ujian males maksudnya.

4. Lebih sehat secara fisik dan lebih bahagia

Pernikahan memang sesuai dengan kebutuhan biologis anak muda, tentu saja orang yang menikah di usia muda secara fisik akan lebih sehat karena kebutuhan dasarnya telah terpenuhi secara halal.

Ini juga menyebabkan orang-orang yang menikah muda akan merasa lebih bahagia, pastinya bukan yang nikah muda karena sudah terlanjur hamil yaa...

5. Lebih mudah untuk melahirkan

Khusus perempuan, menikah di usia muda memiliki potensi untuk lebih mudah hamil dan melahirkan secara normal.

Masih ada sederetan keuntungan lagi bagi mereka yang mantab berkomitmen menikah di usia muda. So, apa yang masih membuatmu ragu kawan? Persiapkan diri sedini mungkin!

wallahu 'alam

Saturday, May 7, 2016

Al Fatih Sang penakluk konstantinopel

http://sbi-yosh.blogspot.co.id/


SBI_News.com.SULTAN Mehmed II atau dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih “sang Penakluk,” lahir 30 Maret 1432. Al Fatih merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang militer, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat dan tawadhu.

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel, menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya. Taktik strategi peperangannya dikatakan telah mendahului pada zamannya, termasuk dalam pemilihan tentara. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Mehmed II lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, yang saat itu merupakan Ibu Kota Utsmaniyah. Ia merupakan anak dari Sultan Murad II dan Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II memberikan fasilitas pendidikan yang sangat tinggi. Banyak guru yang mendidiknya, namun yang paling dekat dengannya adalah Syaikh Aaq Syamsuddin.

Sesuai kebiasaan dalam Kekhalifahan Utsmaniyah kala itu, Mehmed II dikirim untuk memimpin dan mencari pengalaman di sebuah kota bernama Amasya saat ia berusia sebelas tahun. Tidak lama kemudian, tepatnya saat Mehmed II berusia 12 tahun, ayahnya mengundurkan diri dari posisi Sultan, dan mengangkat Mehmed II sebagai penggantinya. Pemikiran Sultan Murad II sangat terpengaruh oleh pemikiran ulama-ulama Islam kala itu, khususnya oleh pemikiran penasihat terdekatnya, Molla Gurani, serta Ak Semseddin, yang di kemudian hari mendorongnya untuk menaklukkan kota Konstantinopel.

Pada tahun pertama ia berkuasa, Mehmed II langsung diserang oleh kekaisaran Hungaria yang melanggar perjanjian gencatan senjata. Dengan segera Mehmed II meminta ayahnya untuk kembali menjadi Sultan dan memimpin pasukan. Namun ayahnya menolak karena telah memutuskan untuk menjalani hidup tenang di Barat Daya Anatolia. Mehmed II yang marah kemudian mengirimkan surat kepada ayahnya: “Bila ayah adalah Sultannya, datanglah dan pimpinlah pasukan ayah. Bila aku adalah Sultannya, aku memerintahkan ayah untuk datang dan memimpin pasukanku.” Murad II tergugah, datang membantu, dan memenangkan Pertempuran Varna yang dimulai pada tanggal 10 November, tahun 1444.

Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu kota termasyhur dunia. Kota ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Kota ini didirikan tahun 330 M oleh Raja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan pada masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallampada perang Khandaq.

Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H pada zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ‘Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk pada zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.

Awal kurun ke-8 Hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat pada zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia mengepung kota itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.



Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan napas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Konstantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad IItidak berhasil sampai pada zaman anak dia, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.

Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan dia mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika dia naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota tersebut. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para ‘ulama terulung pada zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma’il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah mengirim beberapa orang ‘ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia mengirim Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan izin kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya.

Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini sangat berkesan pada diri Amir Muhammad, lantas setelah itu dia terus menghapal Al-Qur’an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Syamsuddin merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur’an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika,falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.

Syeikh Syamsyuddin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaanKonstantinopel. Ketika naik tahta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Syamsyuddin untuk menyiapkan bala tentara untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun sebanyak 250 ribu tentara. Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.

Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan AllahSubhana Wa Ta’ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur’an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentara dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta’ala.

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir “Allahu Akbar, Allahu Akbar!” terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta’ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Pemuda Dan Realita

http://sbi-yosh.blogspot.co.id/

SBI_News.com
“Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku” demikian perkataan Nabi yusuf.as yang terdapat dalam surah yusuf ayat 33.

Wahai para pemuda. Sudah barang tentu kita pada mendengar, bahkan juga menghapal cerita dari seorang pemuda yang bernama Yusuf as. Yakni ketika ia digoda oleh permaisuri tuannya/ imroatul aziz zulaikha untuk berbuat zina. Hingga yusuf berkata penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku.

Dan juga tak kalah menarik yakni dari cerita seorang pemuda yang bernama Abu Bakar Al Misky. Yang merupakan seorang penjual kain keliling kota pada waktu itu. Ia mampu menahan kesucian dirinya dari godaan si wanita kaya untuk berbuat zina, walaupun ia mengambil suatu keputusan sendiri untuk melumuri tubuhnya dengan kotorannya. Itu semua dia lakukan hanya untuk menjaga kemulian dan tanggungjawabnya di hadapan Allah.swt.

Berangkat dari sini. Kita sejenak melihat kondisi dan realita para pemuda saat ini yang hidup berbalik seratus delapan puluh derajat. Hal-hal yang dilarang oleh Allah sudah menjadi hal yang biasa dan lumrah. Disaat yang sama juga, bila ada pemuda yang mengasingkan dirinya dari hal-hal seperti itu maka mereka akan mengatakan kampungan, tidak gaul, kolot dan sebagainya. Dan para pemuda Jangankan digoda, tidak di goda saja pasti ia akan terpengaruh turut merasakan suatu kesenangan sesaat yang malah hal itu sangat jelas menodai kesuciaannya sendiri dihadapan Allah.swt.

Mengapa hal-hal seperti ini bisa terjadi? Mengapa para pemuda saat ini lebih tertarik menghabiskan waktunya di tempat-tempat hiburan daripada sibuk beribadah kepada Allah swt di masjid. Mengapa pola pikir generasi muda sudah lupa dengan agama dan nilai-nilai kebaikan yang ada. Mengapa tawuran antar pelajar sering terjadi, narkoba, pencopetan dan geng-geng motor yang sudah banyak meresahkan masyarakat.

Ini problem yang sudah sekian lama terpendam begitu saja. Tidak ada tindakkan kongkrit yang diambil dari para pemimpin untuk bagaimana membawa para pemuda ini kejalan yang benar. Membawa para pemuda keluar dari pola pikir weternisasi dan liberalisasi yang jelas sangat fatal dan menyesatkan nya. Pemimin harus berusaha untuk menghantarkan mereka untuk mengenal diri mereka, bahkan sampai pada taraf mengenal Allah swt. Dan juga adanya suatu sangsi yang tegas sebagai control agar kesadaran akan tugas dan kewajibannya itu dapat ia pahami betul. Jika demikan yang menjadi prioritas dan fokus untuk mengurus generasi ini maka bisa ada jaminan . Serta hal-hal seperti diatas dapat berkurang dan bahkan tidak ada.

Mengapa? Sebab mereka para pemuda sudah terikat dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dan tidak lagi ada waktu nya tebuang-buang untuk memikirkan dan meresahkan orang lain, hidupnya sudah di setting sedemikian rupa. Baik itu di bentuk dengan melalui wadah pendidkan, pergaulan, suri tauladan dari kehidupan di dalam lingkungan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan keremajaan yang mendatangkan manfaat khalayak, intinya mereka bisa berkecimbrung dengan budaya ilmu agar dapat menyalurkankan ide-ide mereka dan dapat berpikir kreatif demi kemajuan nama baik bangsa dan negara ini. Dan ini harus betul-betul di urus sampai pada tahap finish dan sesuai dengan kemauan agama maupun masyarakat umumnya



Dan juga para pemerintahan perlu untuk lebih mementingkan pendidikan dari pada hal-hal yang lain . sehingga ada yang bisa di pertanggung jawabkan di hadapan Allah swt. Pemerintah harus bisa mengenal fungsi peranannya yang lebih penting dan mendesak untuk bisa di rampungkan yakni adalah masalah menuntun ummat( Q.s Al Anbiya:73) itu. Dan ini sangat urgent. Bila perlu dana-dana lebih banyak di salurkan kepada pendidkan daripada hal-hal yang lain. Dan juga menghindari hal yang tidak kita inginkan yakni dengan dana itu berakhir hanya untuk di korupsi guna menghidupi diri sendiri dan golongan tertentu

Kita harus mengakui yang menjadi contoh nyata dari perilaku menyimpang yakni Berdasarkan data terbaru dari berbagai Media belakangan ini. Di Depok, Jawa Barat, sebanyak 5. 791 pria telah terjangkit dengan penyakit homoseksual. Sedang di Bogor, 2.672 pria mengidap penyakit homoseks. Bukankah hal itu sangat menjijikkan bukan?

Dan sejauh ini pemerintah belum ada langkah untuk membuat aturan undang-undang yang melarang perilaku homoseksual ini. Padahal hal ini jelas-jelas penyimpangan dari fitrah dan di dalam agama islam sendiri sangat tegas dilarangnya perbuatan ini yang merupakan perbuatan kaum Nabi Luth yang di azab oleh Allah swt.

Dan jika pemerintah tidak bertindak melakukakan pembenahan dan aturan yang tegas maka penyakit ini akan merusak dan menjangkiti para pemuda kedepannya. Dan jika para pemuda sudah rusak moral dan perilakunya maka nasib suatu negara akan menuju kepada ambang kebinasaan. Bukankah para pemuda adalah pengemban risalah islamiyah yang di pundakkannya islam ini di bebankan kepadanya sebagai bentuk Rahmatanlilalamiin kedepan nantinya.

Untuk itu marilah kita mengeluarkan segala potensi dan kemampuan kita untuk mendidik para pemuda ini dengan baik. Baik itu melalui pendidikan formal ataupun pendidikan berbasis non formal dengan menanamkan nilai-nilai ke Tauhidan yang benar tentunya. Jika demikian sudah barang tentu akan ada saja generasi-generasi yang tangguh, generasi-generasi yang di harapankan untuk membawa dan memperjuangkan kebenaran islam ini secara kaffah. Generasi yang seperti para sahabat-sahabat dahulu yang gigih berani mengemban amanah keislaman ini walau di usianya yang masih sangat muda.

Tinggal bagaimana pemerintah hanya mendukung proyek-proyek keagamaan ini yang justru menyelamatkan generasi dari peradaban jahiliyah dan demi ketentraman bangsa dan negara ini dari tantangan-tantangan zaman yang sangat dahsyat

Ayo selamatkan generasi muda kita dengan hidup berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits.
wallahua’lam.

Kapitalisasi Dunia Pendidikan

http://sbi-yosh.blogspot.co.id/

SBI_News.com.
PENDIDIKAN pada hakekatnya adalah madrasah, tempat mencerdaskan anak bangsa. Membebaskan generasi dari kebodohan, ketertindasan, kemiskinan menuju bangsa yang mulia dan beradab.


Melihat kondisi saat ini, cita-cita tersebut seperti hanya mimpi yang sulit di wujudkan. Setiap hari tak henti-hentinya kita mendengar berita miris dan memprihatinkan dari dunia pendidikan Indonesia.

Potret Buram Pendidikan Indonesia


Kualitas pendidikan di Indonesia mempunyai reputasi buruk di mata dunia. Hasil survei empat lembaga internasional menyebutkan, pendidikan Indonesia berada ‎pada rangking bawah. Organization for Economic and Development (OECD) menempatkan Indonesia di urutan ke 64 dari 65 negara. The Learning Curve menempatkan Indonesia pada posisi terakhir dari 40 negara. Sementara itu, hasil survei‎ TIMS and Pirls menempatkan Indonesia di posisi 40 dari 42 negara. Sedangkan World Education Forum di bawah naungan PBB menempatkan Indonesia di posisi 69 dari 76 negara. World Literacy meranking Indonesia di urutan 60 dari 61 negara.

Tidak sampai di situ, pendidikan yang seharusnya mencetak generasi unggul, justru mencetak pengangguran. Berdasarkan survei terakhir yang dilakukan oleh BPS tahun 2016, menunjukkan bahwa pengangguran untuk lulusan S1 pada Februari 2015 menjadi 5,34% dibanding Februari tahun sebelumnya yang hanya 4,31%. Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87% menjadi 7,49%. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari 7,21% menjadi 9,05%. Dari data tersebut lantas perlu kita pertanyakan, apa bekal yang diberikan pendidikan kepada para lulusan sehingga sampai menganggur?

Tentang siswa putus sekolah, laporan terbaru OECD, Education at Glance 2015, menyebutkan angka anak putus sekolah di Indonesia menempati urutan nomor dua terbanyak di dunia. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yang rendah dan mahalnya biaya pendidikan menjadi faktor penyebab siswa putus sekolah yang sering terjadi.

Produk dunia pendidikan yang syarat akan degradasi moral menambah deretan protret buram pendidikan Indonesia. Mulai hal ringan seperti mencotek saat ujian, hingga tawuran, seks bebas dan narkoba menghantui pelajar kita. Kondisi yang tak kalah memprihatinkan juga terjadi pada kalangan pendidiknya. Rendahnya kompetensi guru, hingga kasus yang menimpa guru dan dosen. Sebut saja kasus guru mencabuli anak didiknya, dosen memperkosa mahasiswanya. Berita terbaru dari kampus UMSU, dimana seorang mahasiswa tega membunuh dosennya. Kasus tersebut makin mencoreng dunia pendidikan ditengah peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Ketika Pendidikan Dalam Cengkraman Kapitalis


Kondisi di atas tidak bisa dilepaskan dari cengkeraman ideologi Kapitalisme yang semakin menguat di Indonesia. Cengkeraman Kapitalisme telah mengakar dan menjalar ke dalam berbagai lini kehidupan termasuk dalam dunia pendidikan. Cengkraman kapitalisme terhadap dunia pendidikan jelas membawa dampak besar pada dunia pendidikan.

Pertama, ancaman komersialisasi pada bidang pendidikan sangat dirasakan di tingkat perguruan tinggi. Berawal dari perjanjian GATS (General Agreement of Trade in Service) yang dibentuk oleh WTO, dimana setiap negara anggotanya wajib membuka sektor-sektor domestiknya untuk diliberalisasikan. Indonesia termasuk di dalamnya, dan sektor pendidikan adalah salah satu bidang yang diliberalisasikan. Sampai saat ini masih kita rasakan dampak dari perjanjian tersebut.



Di Indonesia, lahirlah UU Sisdiknas tahun 2002 yang mensyaratkan pendidikan tinggi berbadan hukum, hingga UU Pendidikan Tinggi tahun 2012 yang disinyalir berbau liberalisasi dan privatisasi. Perguruan Tinggi Indonesia dikhawatirkan akan mengkomersialisasikan pendidikan Indonesia. Alhasil biaya pendidikan menjadi mahal. Setelah Perguruan Tinggi berubah statusnya menjadi PT BHMN (Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara) ancaman komersialisasi menjadi kenyataan. Peran negara dikerdilkan dan lebih diserahkan kepada swasta atau perguruan tinggi masing-masing. Pada masalah pendanaan, mau tidak mau perguruan tinggi harus banting tulang mengumpulkan dana demi jalannya roda pendidikan. Tidak heran jika sekarang kita melihat universitas banyak membangun usaha-usaha komersil di sekitar kampusnya.

Bahkan kita jumpai perguruan tinggi sudah mulai berani menaikkan biaya pendidikan dan membebankannya kepada mahasiswa. Lagi-lagi masyarakat dirugikan, terutama golongan ekonomi lemah. Sebuah keharusan jika biaya pendidikan memang harus mahal, demi mendapatkan pendidikan berkualitas. Namun, tidak seharusnya mahalnya biaya pendidikan dibebankan kepada rakyat.

Kedua, ancaman sekulerisasi pendidikan. Hal ini sangat kita rasakan dengan adanya dikotomi atau pemisahan antara pendidikan umum dan pendidikan agama baik secara kelembagaan maupun contain muatan pembelajaran. Mata pelajaran agama hanya diberikan porsi yang sedikit dibandingkan mata pelajaran umum. Pendidikan agama yang diajarkan juga terbatas hanya pada masalah ibadah yang sifatnya vertikal, sedangkan pada tataran horizontal atau muamalah tidak disinggung. Tentunya kondisi ini tidak terlepas dari Ideologi kapitalisme itu sendiri yang berakidah sekuler. Sekulerisme menekankan pemisahan antara agama dengan urusan kehidupan manusia. Pandangan hidup tesebut telah menginternal dalam dunia pendidikan kita. Wajar jika melahirkan generasi bermoral rendah, materialis, pragmatis, liberalis dan hedonis.

Ketiga, makin menguatnya intervensi asing terhadap pendidikan. Sebenarnya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan tidak lepas dari intervesi lembaga asing seperti IMF dan World Bank yang bertujuan untuk meliberalisasikan sektor pendidikan Indonesia. Adanya pemberikan pinjaman, beasiswa, hibah, menanamkan mahasiswa asing di PT-BHMN serta melalui berbagai penelitian, secara tidak langsung merupakan bagian dari intervensi asing yang dikemas sedemikian rupa, hingga terlihat akan menguntungkan bagi Indonesia. Berbagai pinjaman sengaja dikucurkan agar kebijakan perguruan tinggi tunduk di bawah tekanan dan kemauan asing. Penguasaan asing terhadap perguruan tinggi menjadi lebih mudah dilakukan.


Refleksi Hardiknas Sebagai Momentum Perubahan Sistem Pendidikan


Hari Pendidikan Nasional seharusnya kita jadikan momentum untuk merubah sistem pendidikan Indonesia menjadi sistem yang lebih mulia dan memuliakan. Apabila kita mau belajar pada masa lalu. Sejarah telah menorehkan tinta emas di bidang pendidikan. Pendidikan pernah mengalami kejayaan di masa kegemilangan Islam. Pada masa itu, sistem pendidikan mampu mencetak generasi unggul, ilmuwan sekaligus ulama, pendidikan berkualitas yang murah, serta kesejahteraan guru terjamin. Semua itu dapat terwujud karena masyarakat Islam mempunyai paradigma bahwa menuntut ilmu adalah ibadah. Ilmu adalah saudara kembar daripada iman.

Selain itu Negara senantiasa memberikan stimulus positif dalam perkembangan ilmu. Mengapresiasi setiap penemuan atau ilmu baru, biaya pendidikan murah bahkan gratis. Pendidikan yang menekankan pada pembentukan kepribadian Islam, tsaqofah Islam serta pemberian ilmu kehidupan akan melahirkan produk generasi bermoral namun juga cerdas. Sudah saatnya kita melirik sistem pendidikan Islam dengan disokong oleh sistem lainnya politik, ekonomi, hukum yang sesuai dengan Islam sudah terbukti keberhasilannya. Janganlah kita menjadi manusia yang ahistoris atau lupa akan sejarah.